Journal 2012 ~ #349

Hi uols, apa cer arini? ada baik ka? hihi, well semakin hari semakin berkurangan rasanya umur kita ni kan, pejam celik pejam celik da separuh bulan da bulan disember 2012. X lama lg nk masuk 2013 huhu mesti uols da pasang azam baru ni..

Well arini aku aku nk citer pasal kehidupan seharian kita zaman skg ni. Mungkin zaman x berubah cuma manusia jer yg berubah hihi. Entry kali ni aku ni sembang pasal seimbangkan antara dunia dan akhirat, skali skala share topik mcm ni best gak kn, at least aku x de la nk merapuh sorg2 benda yg x berilmu.. yg pasti benda baik kena la share kn. Ok uols utk ini uols bleh bc artikel ni yg aku ambil dr al-atsariyyah.com harap2 ia bleh jd panduan utk kita meneruskan sisa kehidupan ini.


Seimbangkan Antara Dunia dan Akhirat

اعْمَلْ لِدُنْيَاكَ كَأَنَّكَ تَعِيْشُ أَبَدَا وَاعْمَلْ لِأَخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَدَا
“Beramallah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup akan selamanya dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok”.

Ini bukanlah sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam, akan tetapi dia adalah ucapan dari dua orang sahabat:
1. Abdullah bin Amr ibnul Ash.
Diriwayatkan oleh Ibnu Qutaibah dalam Ghoribul Hadits -sebagaimana dalam Adh-Dho’ifah no. 8- dari jalan Hammad bin Salamah dari Ubaidullah ibnul Izar darinya secara mauquf (dari Ucapan Ibnu Amr bin Ash) dengan lafazh, “Peliharalah duniamu.”
 
Sanad hadits ini terputus, karena didapatkan dalam Musnad Al-Harits -Zawa`idul Haitsamy- (2/983) bahwa Ubaidullah ini meriwayatkan hadits ini dari Abdullah bin Amr dengan perantara seorang A’rabi tua, yang mana ini menunjukkan bahwa jalan di atas terputus sebagaimana yang diketahui dalam ilmu ‘ilalul hadits (cacat tersembunyi dari suatu hadits). Kemudian, perantara antara keduanya adalah rawi yang mubham (tidak disebut namanya) yang mana hal ini adalah bentuk kelemahan dalam sebuah sanad. Kemudian hadits ini mempunyai jalan lain, diriwayatkan oleh Ibnul Mubarak dalam Az-Zuhud -sebagaimana dalam Adh-Dho’ifah-, beliau berkata: Muhammad bin Ajlan mengabarkan kepada kami bahwa Abdullah bin Amr ibnul Ash berkata. Akan tetapi Ibnu Ajlan juga tidak mendengar dari Abdullah bin Amr.

2. Abdullah bin Umar -radhiallahu anhuma-.
Disebutkan oleh Imam Al-Qurthuby rahimahullah dalam Tafsirnya (13/314 dan 16/18) dan beliau tidak menyandarkan periwayatannya pada seorang ulama pun.

Kami katakan: Ada kemungkinan apa yang tertulis di dalam Tafsir Al-Qurthubi ini adalah tash-hif (kesalahan tulis) dari kata Abdullah bin Amr.

No comments: